Langsung ke konten utama

Fatherless Family: Ketika Ayah Hanya Tahu Cari Uang Saja?

Mengasuh anak sejatinya adalah tanggung jawab utama orang tua, bapak dan ibu. Namun ada juga pandangan menurut beberapa orang yang beranggapan bahwa mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga adalah tugas ibu. Sedangkan peran bapak hanyalah pencari nafkah saja, sehingga bapak tidak banyak berperan dalam parenting bahkan sangat minim. Fatherless family , sebuah label yang diberikan kepada sebuah keluarga dimana peran ayah dalam pengasuhan anak dikeluarga tersebut yang minim baik secara fisik maupun psikis. Fatherless merupakan kombinasi dari jarak secara fisik dan emosional antara ayah dan anaknya. Pandangan anak tentang keterlibatan ayahnya menandakan esensi dari peran ayah dalam kehidupan anak. Benarkah seperti itu? Feel You akan mencoba membahas fenomena fatherless family . Mengapa fatherless family bisa terjadi? Di negara barat Peningkatan jumlah orang tua tunggal disebabkan oleh meningkatnya perceraian. Adanya perubahan sosial juga berkontribusi terhadap peningkatan kondisi

Saling Jatuh Cinta Bukan Alasan Menikah yang Tepat

Menurut kamu, apa sih alasan menikah yang tepat? Apa yang akhirnya membuat kamu memilih dia dari sekian manusia di bumi? Cinta? Menurutmu apakah cinta itu penting? Apakah cinta saja itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk memulai kehidupan baru dengan orang yang kamu mau?

Kalau kata orang cinta aja ga cukup. Ada benernya juga. Banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, termasuk perbedaan-perbedaan yang ada untuk meminimalisir hal-hal yang memicu konflik. Mencari partner hidup yang tepat dan sejalan memang tidak mudah dan memerlukan proses. Karena ketika sudah memutuskan menikahi orang tersebut. It won't just be the two of you, but you are marrying into a family.

Jatuh cinta adalah pengalaman emosional dan obsesif. Siang, sore, malem mikirin doi terus. Berpikir kalau dia adalah orang yang paling luar biasa dan menyenangkan yang pernah kamu kenal. Ingin selalu bersama setiap saat. Bermimpi bisa berbagi sisa hidup dan membuat satu sama lain bahagia.

Seringkali kita gagal mempertimbangkan bahwa perbedaan sosial, spiritual, dan intelektual berbeda jauh. Tujuan hidup dan nilai yang dianut bertentangan. But, we are in love. However, emotions change and obsessions fade.

Source: freepic.diller on freepik.com

Rata-rata perasaan tersebut bertahan selama 2 tahun. Bisa lebih lama, bisa kurang. Setelahnya, perbedaan diri sendiri dengan pasangan mulai muncul dan sering mendapati diri sendiri berdebat dengan orang yang pernah kita anggap sempurna. Jika tidak dapat menghadapi perbedaan tersebut, akan berpikir sudah tidak saling mencintai lagi.

Jika kalian sedang menjalani hubungan romatis. Sebelum memutuskan untuk menikah, pastikan benar-benar sudah mengenal satu sama lain, termasuk diantaranya aspek intelektual, emosional, sosial, value, spiritual, fisik, tujuan hidup, dan keluarga. Karena saling mencintai saja bukan fondasi yang cukup untuk membangun pernikahan yang sukses.

Source: Chapman, Gary D. (2010). Things I Wish I'd Known Before We Got Married. Chicago: Northfield Publishing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fatherless Family: Ketika Ayah Hanya Tahu Cari Uang Saja?

Mengasuh anak sejatinya adalah tanggung jawab utama orang tua, bapak dan ibu. Namun ada juga pandangan menurut beberapa orang yang beranggapan bahwa mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga adalah tugas ibu. Sedangkan peran bapak hanyalah pencari nafkah saja, sehingga bapak tidak banyak berperan dalam parenting bahkan sangat minim. Fatherless family , sebuah label yang diberikan kepada sebuah keluarga dimana peran ayah dalam pengasuhan anak dikeluarga tersebut yang minim baik secara fisik maupun psikis. Fatherless merupakan kombinasi dari jarak secara fisik dan emosional antara ayah dan anaknya. Pandangan anak tentang keterlibatan ayahnya menandakan esensi dari peran ayah dalam kehidupan anak. Benarkah seperti itu? Feel You akan mencoba membahas fenomena fatherless family . Mengapa fatherless family bisa terjadi? Di negara barat Peningkatan jumlah orang tua tunggal disebabkan oleh meningkatnya perceraian. Adanya perubahan sosial juga berkontribusi terhadap peningkatan kondisi

Cinta Bukan Cuma Romantis Saja, Ini Bentuk Lainnya Menurut Psikologi

Berbicara tentang cinta, banyak sekali maknanya menurut setiap orang dengan pengalamannya masing-masing. Tapi cinta itu apa sih ? Apakah cinta hanya untuk hubungan romantis dengan pasangan saja? Apakah ada bentuk cinta yang lain? Bagaimana juga dengan cinta kepada teman-teman atau bahkan kepada Tuhan? Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut tokoh psikologi, Rollo May, yang Feel You tulis buat kamu Feels. 1. Sex Seks adalah fungsi biologis yang dapat dipuaskan melalui hubungan seksual atau pelepasan ketegangan seksual lainnya. 2. Eros Terjadi kebingungan perbedaan antara eros dan seks. Seks merupakan kebutuhan fisiologis yang mencari kepuasan melalui pelepasan ketegangan. Berbeda dengan seks, eros merupakan dorongan psikologis yang menginginkan hubungan seksual melalui pernikahan yang langgeng dengan orang yang kita cintai. Eros is making love, sex is manipulating organs . Eros berorientasi pada hubungan yang awet, sedangkan seks adalah keinginan untuk merasakan kesenangan. Eros

5 Isu Penting Hubungan dengan Mertua dan Bagaimana Menyikapinya

Ketika kamu berpikir bahwa setelah menikah nanti hanya akan ada kamu dengan pasanganmu saja, pemikiran tersebut salah besar. Mungkin selama beberapa hari setelah pesta pernikahan iya, hanya ada kamu dan pasanganmu saja untuk menghabiskan moment honeymoon . Namun setelahnya, tentu keluarga dari pasanganmu berekspektasi bahwa mereka juga bagian dari hidupmu. Beberapa budaya non-barat, keterlibatan orang tua lebih menonjol dan terang-terangan. Pada beberapa pasangan setelah menikah, istri akan ikut tinggal bersama suami dan orang tua suami tanpa batas waktu tertentu. Sedangkan pada budaya barat, hubungan dengan mertua tidak terbentuk secara kaku namun tetap ada. Tidak bisa dipungkiri ketika seseorang menikah, dirinya akan menjadi bagian dari keluarga besar pasangannya. Bisa dikatakan bahwa kita juga menikahi sebuah keluarga, termasuk kebaikan dan keburukannya. Bagaimana baik atau buruknya, dekat atau jauhnya hubungan kita dengan keluarga pasangan bergantung pada kesempatan atau moment yan